Kamis, 28 Maret 2013

Tips Memilih Jurusan Kuliah

Tips Memilih Jurusan Kuliah

Ujian Nasional sebentar lagi dilaksanakan dan selanjutnya adalah menentukan langkah selanjutnya. Bagi kalian yang ingin meneruskan pendidikan masuk ke perguruan tinggi tentunya harus sudah menyiapkan jurusan apa yang akan diambil nanti. Beberapa anak  suka mengalami kendala dalam memutuskan utuk memilih perguruan tinggi mana dan memilih jurusan kuliah apa karena sebagian anak belum mengetahui bakat dan minatnya sendiri.
Tak sedikit anak yang memilih jurusan kuliah atas dasar ikut-ikutan temannya yang sudah kuliah, karena dorongan dan paksaan orang tua dan juga karena mengikuti pacar. Yang perlu kalian tau jika memilih jurusan kuliah tidak sesuai dengan kepribadian, bakat, minat serta potensi diri kita sendiri akan menimbulkan beberapa masalah dalam proses study. Salah memilih jurusan kuliah punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan di masa mendatang, kira-kira apa dampak salah memilih jurusan kuliah? Ada yang tau?

Berikut Dampak Salah Memilih Jurusan Kuliah

1.      Problem Psikologis


Mempelajari sesuatu yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat tidak menyenangkan, apalagi kalau itu bukan kemauan / pilihan anak, tapi desakan orang tua. Belajar karena terpaksa itu akan sulit dicerna otak karena sudah ada blocking emosi. Kesal, marah, sebal, sedih, itu semua sudah memblokir efektivitas kerja otak dan menghambat motivasi. Memilih jurusan kuliah sesuai dengan saran teman atau trend, padahal tidak sesuai dengan minat diri juga punya dampak psikologis, yakni menurunnya daya tahan terhadap tekanan, konsentrasi dan menurunnya daya juang. Apalagi kalau pelajaran kian sulit, masalah semakin bertambah, bisa menyebabkan kuliah terancam terhenti di tengah jalan.
2.      Problem akademis
Problem akademis yang bisa terjadi jika salah mengambil jurusan kuliah yaitu, seperti prestasi yang tidak optimum, banyak mengulang mata kuliah yang berdampak bertambahnya waktu dan biaya, kesulitan memahami materi, kesulitan memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk mandiri dalam belajar, dan buntutnya adalah rendahnya nilai indeks prestasi. Selain itu, salah memilih jurusan kuliah bisa mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat kehadiran. Kalau makin sering tidak masuk kuliah, makin sulit memahami materi, makin tidak suka dengan perkuliahannya akhirnya makin sering bolos. Padahal, tingkat kehadiran mempengaruhi nilai.
3.      Problem relasional
Salah memilih jurusan kuliah membuat anak tidak nyaman dan tidak percaya diri. Ia merasa tidak mampu menguasai materi perkuliahan sehingga ketika hasilnya tidak memuaskan, ia pun merasa minder karena merasa dirinya bodoh, dsb hingga dia menjaga jarak dengan teman lain, makin pendiam, menarik diri dari pergaulan, lebih senang mengurung diri di kamar, takut bergaul karena takut kekurangannya diketahui, dsb. Atau, anak bisa jadi agresif karena kompensasi dari inferioritas di pelajaran. Karena dia merasa kurang di pelajaran, maka dia berusaha tampil hebat di lingkungan sosial dengan cara missal, mendominasi, mengintimidasi anak yang dianggap lebih pandai, dsb.
Nah, setelah kita tau betapa besar dampak salah memilih jurusan kuliah, maka tugas kita selanjutnya adalah bagaimana cara memilih jurusan yang benar.

Bagaimana memilih jurusan kuliah yang tepat?

Memilih jurusan kuliah pada dasarnya merupakan sebuah proses yang sudah dimulai sejak masa anak-anak. Kesempatan, stimulasi, pengalaman apa saja yang diberikan pada anak sejak kecil secara optimum dan konsisten, itu akan menjadi bekal, modal dan fondasi minat dan bakatnya. Makin banyak dan luas exposure-nya, makin anak tahu banyak tentang dirinya, tapi makin sedikit exposure nya, makin sedikit juga pengetahuan anak tentang dirinya. Menurut Gunadi et al (2007), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan jurusan agar jurusan yang dipilih tepat, berikut tips memilih jurusan yang tepat menurut Gunadi (2007):
  • Mencari informasi secara detil mengenai jurusan yang diminati. Sebelum memilih jurusan, hendaknya anak punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya, mata kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas sosialnya, kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb.
  • Menyadari bahwa jurusan yang dipilih hanya merupakan salah satu anak tangga awal dari dari proses pencapaian karir. Anak perlu tahu realitanya, bahwa jurusan yang dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa dengan kuliah di jurusan tersebut maka hidupnya kelak past sukses seperti yang di iklankan.
  • Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kemampuan dan minat siswa yang bersangkutan. Jika seorang siswa memilih jurusan sesuai dengan kemampuan dan minatnya, maka dirinya akan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika dirinya tidak memiliki kemampuan dan minat dalam jurusan yang dipilih, bisa mempengaruhi  motivasi belajar seperti yang telah dijelaskan di atas.
  • Berpikiran jauh ke depan melihat konsekuensi dari setiap pilihan, apakah mampu menjaga komitmen dan konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak ingin menjalani konsekuensinya. Jangan sampai ingin jadi dokter tapi tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari pasiennya; ingin jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru tetapi tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi tantangannya.
  • Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita anak. Setiap anak pasti memiliki cita-cita. Jika anak bercita-cita menjadi psikolog maka sebaiknya memilih jurusan psikologi bukan jurusan sosiologi atau yang lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah kedokteran. Pelajari bidang studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, anak kelak ingin menjadi dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran umum.
  • Menyiapkan beberapa alternatif. Alangkah baiknya jika anak memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika dirinya tidak masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di alternative berikutnya. Pemilihan alternative studi harus pun diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan kemampuan anak, bukan karena pilihan yang paling besar kemungkinan diterima padahal tidak sesuai minat.
Kuliah membutuhkan banyak biaya dan waktu yang tidak sebentar. Maka, selagi masih belum terlanjur, memilih jurusan kuliah harus memang benar-benar tepat untuk anda, jangan sampai nantinya putus ditengah jalan.
Pudji Susilowati, S.Psi (2006) Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi : Jakarta



Kamis, 24 Januari 2013

cerita romantis yang lucu

Asep: "Pin, mau tau gak??".

Ipin: "apa Sep?".

Asep: "kemaren gua ajak DIA ke kamar?".

Ipin: "wah.. Cuma berdua aja dikamar?".

Asep: "iya.. Habis itu gua kunci pintu, takut ada yg ngeliat".

Ipin: "trus dia, lo apain Sep?".

Asep: "pas baru masuk kamar gua cuma
memandangi dia aja, tapi
lama2 gua jadi nafsu".

Ipin: "trus.. Trus..??".

Asep: "trus gua raba tubuh nya yg masih tertutup baju warna biru".

Ipin: "trus..!!".

Asep: "gua buka pakaian
nya".

Ipin: (mikir ngeres) "trusin Sep.. Gua udah ga sabar".

Asep: "trus gua mulai
menjilati susu nya yg bulatdan putih itu".

Ipin: (tambah ngeres) "gimana rasanya??".

Asep: "hmm.. Pokoknya enak banget".

Ipin: "oiya, ngomong nama dia siapa?".

Asep: "namanya.... OREO".
Ipin: Wah gila lu sep, di kirain lo *tuuuuuuttttttt #sensor


Terima kasih sudah berkunjung di blog kata mutiara.

Cowok : Beib, kamu kentut ya?
Cewek : iya, kenapa beib?
Cowok : baunya kaya parfum import beibh
Cewek : wangi ya? :)
Cowok : bukan, tahan lama
Cewek : -_

Terima kasih sudah berkunjung di blog kata mutiara


KISAH CINTA♥

ce: Mas, kita pake panggilan2 sayang baru yuk..
co: Boleh. Misalnya?
ce: Kalo aku panggil kamu Rama..
co: Ku panggil kamu Shinta..
ce: Ku panggil kamu Pipi..
co: Ku panggil engkau Mimi, ahai lebay!
ce: Kalo ku panggil kamu Aa'..
co: Ku panggil kamu Ee'... Upss..!
ce: ##$$%%^^&&**((@@!!##$$ ( cewe nelen si cowo )


Terima kasih sudah berkunjung

Jumat, 04 Januari 2013

cerita romantis yang lucu


Bukti bahwa ibu lebih penting daripada istri

Ngocol aja - Pada sebuah arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), ada seorang pria yang kehilangan istrinya karena terpisah di tengah keramaian suasana. Kemudian ketika pria tersebut sedang mencari istrinya, ia bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang terpisah dan mencari-cari ibunya.
Akhirnya, mereka sepakat untuk sama-sama mencari.

Pria itu bertanya kepada si anak, “Lho, ayahmu emang nggak ikut?”

Si anak menjawab, “Ayah sudah meninggal tahun lalu”

Si pria merasa kasihan pada si anak, kemudian ia bertanya lagi, “Ibumu ciri-cirinya seperti apa nak?

Si anak menjawab, “Ibu saya tingginya 170cm, kulitnya putih, badan langsing, pakai rok mini dan seksi, wajahnya mirip Sophia Latjuba, bagian dadanya seperti Julia Perez, dan ibu memakai sepatu yang hak-nya agak tinggi kaya’ Jennifer Lopez”

“Hahh, apa..?”, spontan si pria menjawab pertanyaan mengenai ciri-ciri ibunya yang baru saja ia lontarkan.

“Kalau istri Om seperti apa?”, tanya si anak kecil kepada pria tersebut.

Lalu, pria itu langsung menjawab, “Sudahlah kalau begitu, lupakan istri om. Ayo, kita cari ibumu dulu nak!”